Frezia

FREZIA, Sodorkan Konsep Musik DanceRock Frezia Senin, 21 Juli 2008 Menghadirkan karya musik yang "beda" memang tidak mudah. Puluhan kelompok musik (band) pendatang baru berusaha meracik musik yang enak didengar dan gampang dijual, salah satunya adalah yang dilakukan FREZIA. Band yang berdiri Oktober 2006 di Jakarta ini beranggotakan lima personel yakni; Shindu (vokal), Catur (keyboard), Aldo (gitar),Aldy (drum), Erick (bass). Band dibawah label "T en T Record" ini menyuguhkan musik rock beraliran dancerock. Lewat album pertama self-titled, FREZIA, suguhan kesepuluh lagunya memang bernuansa dancerock, meski beberapa mengambil intonasi lambat (slow). Soal kemampuan bermusik, FREZIA memang patut diacungi jempol. Beberapa lagu yang dimainkan dalam beat-beat susah, sukses dibawakan dengan kompak. Kesan profesionalnya juga tampak, tidak ada aksi para personelnya yang tertinggal atau saling mendahului. Maklum saja, beberapa personel mereka memang lulusan sekolah musik, sehingga paham betul tentang selera musik berkualitas dan layak diapresiasi. Album pertamanya yang diluncurkan akhir tahun lalu memang belum menuai sukses besar, meski ada satu-dua lagu yang sempat merajai chart, tanggal lagu indonesia, seperti yang dilansir radio kaula muda Prambors dan Mustang FM. Ada tiga lagu yang dijadikan jagoan oleh FREZIA, Gila, Cinta Mati, dan Takkan Pernah. Namun menurut (pendengaran) penulis, hampir seluruh lagunya memiliki karakter. Misalkan "Gila" yang diusung dengan nuansa nge-beat/dance dengan nuansa synthesizer yang kental dengan rock-nya. Musikalitas para personelnya bisa dibilang profesional. Namun ada satu yang kurang, yakni kualitas rekaman yang kurang mumpuni. Lagi-lagi, aksi bernyanyi Shindu harus kalah dengan sound musik yang kegedean sehingga suara vokal tenggelam. Beberapa kali, Shindu mengejar tingginya sound, namun sepertinya tidak terkejar. Beda lagi dengan "Resah". Alunan Rockdance menjadi bagus dengan kemampuan bermain sang drummernya yang baik. Malah dilagu ini, karakter bermusik FREZIA tampak. Keterpaduan bermain, misalkan antara drummer dan gitarnya dilagu ini apik dan profesional. Sodoran variasi musik FREZIA lebih tampak dinamis, hal ini bisa dilihat pada tembang "Haruskah Ku Mati" dan "Cinta Mati". Intonasi tembang lamban (slow) yang dibumbui dengan aroma suara keyboard mendayu-dayu menjadikan lagu ini enak dinikmati (easylistening), apa lagi penghayatan Shindu terhadap lagu ini begitu baik. Konon kabarnya lagu ini ditulis berdasarkan kisah nyata salah satu personel FREZIA. Pujian juga untuk lagu bertitel "Dan Kau Berikan", dan hit FREZIA "Takkan Pernah" yang diramu secara apik, baik dalam hal musik dan vokal yang terdengar enak. Permainan Keyboard Shindu, Gitar Aldo dan Bass Erick sangat kompak. Musiknya memang simpel, namun FREZIA bisa menghadirkan sesuatu yang beda, ya.. konsep dancerock-nya itu. Ditengah persaingan yang ketat, FREZIA tergolong sukses menancapkan konsep manajemen musik yang baik. PT Tri Nada Tunggal, lewat T en T Record-nya tergolong berhasil menciptakan image band yang patut disandingkan dengan band senior yang sudah lebih duluan nge-top. Pengemasan (packaging) promo lewat CD, videoklip, merchandise serta portofolio yang terdokumentasi dengan baik menjadi cerminan keberhasilan mengelola sebuah band. Tidak ketinggalan, suguhan profil pada official website mereka, www.freziainfo.com yang tampak artistik serta pengelolaan member fans yang baik juga menjadi poin plus bagi FREZIA. Tentu saja, kemasan yang baik jika tidak didukung dengan content (isi)/materi musik yang baik menjadi tidak berarti. Dan tantangan untuk lebih produktif, menghasilkan lagu-lagu bagus serta menjaga kekompakkan personel menjadi sesuatu hal yang harus lebih diperhatikan. Semoga saja FREZIA sanggup meniti karirnya yang bagus dalam bermusik. [lyz/itunes]